si penulis?

si penulis?

Sunday 14 August 2011

Save the 'life of yours' cat


-Joko Anwar Scriptwritting Masterclass 2011-



Sabtu tanggal 13 agustus 2011 yang lalu, gue iseng aja ikutan kelas ngabuburitnya Joko Anwar. Temen gue sih bilang kalau yang disampeiin Joko Anwar di kelas menulisnya sebagian besar ada di buku 'Save The Cat'. Tapi gimana sih intepretasian seorang Joko Anwar mengenai buku itu sebagai panduan menulis skenarionya, gue sempet mencatat beberapa hal:

1. Dia memulai sharing ilmunya pertama kali dengan cara memperkenalkan apa sebenarnya sebuah script. Secara umum, script bertujuan untuk menjelaskan sebuah rencana. rencananya apa? Nah, kalau di film script ditulis dengan tujuan agar orang tetap stay duduk manis di depan layar bioskop untuk tetap menikmati cerita pada script tersebut. Jadi kalau cerita dalam script itu bagus, tapi cara menuangkan dalam scriptnya tidak bagus, maka script itu bisa jadi gagal. karena akibatnya orang mungkin bisa kabur dari bioskop dan tidak mau mengetahui kelanjutan cerita yang sebenarnya bagus.

2. Lalu bagaimana sih bisa jadi penulis script? Scriptwriter adalah OBSERVER. semakin kaya ilmu, pengetahuan, wawasan dan emosi si penulis maka sebuah script yang ditulisnya akan semakin kaya. sering ada himbauan, bahwa kita sebagai penulis harus menuliskan sesuatu yang dekat dengan kita dulu. Joko Anwar menjelaskan bahwa sebenarnya maksud dari himbauan tersebut adalah bukan berarti penulis tidak bisa menulis tentang E.T. (karena tentu saja tidak ada satu manusiapun yang dekat dengan E.T.), tapi penulis bisa menuliskan emosi yang dekat dengan dirinya lalu disampaikan pada sebuah cerita mengenai E.T.
artinya yang dituliskan oleh penulis adalah yang dekat dirinya yaitu emosinya, pengalamannya, wawasannya, nilai-nilai yang penulis itu pahami dan bahkan prinsip-prinsip hidup yang dimiliki penulis tersebut. In order to get all of that, maka satu hal yang musti penulis lakukan adalah mengamati (OBSERVED) semuanya.
perhatikan semua yang ada disekeliling kita, orang-orang disekitar kita, kejadian yang ada didepan mata kita, ataupun bacaan-bacaan yang kita baca. semua itu bisa memperkaya ilmu, pengetahuan, wawasan bahkan emosi kita sebagai penulis.

3. Ide. sama seperti yang telah dituliskan dalam post sebelumnya, Joko Anwar juga menjelaskan hal yang sama tentang Ide, bahwa Ide bisa didapat dari mana saja. tapi ingat satu, setelah ide itu didapat belum tentu orang lain suka sama ide kita, maka sebagai penulis kita wajib mengetes ide kita. lakukan pitching ide sebanyak mungkin pada orang-orang disekitar kita. See what kind of reaction you get. are they like or like not your idea?

4. Premis. setelah membuat ide maka bentuklah sebuah premis atau dengan kata lain adalah inti cerita yang kita buat. premis biasanya tidak lebih dari satu kalimat, mengandung ironi, bisa tergambar dengan jelas (memiliki image present), dan menggambarkan target cerita yang jelas.
co. film 'Bily Elliot'.
Premise : Seorang anak kecil berumur 10 tahun yang tinggal di daerah pertambangan, ingin sekali menjadi penari balet.
Resep Joko Anwar untuk menuliskan premis:
- paparkan tentang antagonis, tokoh utama, atau jagoan ceritamu
- Jelaskan tentang situasi atau tokoh jahat yang bisa menghambat jagoanmu
- jelaskan keinginan, tujuan atau goal yang ingin dicapai jagoanmu.

5. Tipe Film mu apa? sebagai penulis sebaiknya mengenal tipe film yang akan kita tulis. tujuannya cuma untuk bisa menghindari klise-klise film atau bahkan bisa menggunakan klise-klise tersebut menjadi keuntungan. tipe-tipe film yang ada antara lain:
- monster in the house (bride of chucky, house wax, dll)
- Tiba-tiba jago (spiderman, the mask, dll)
- Long Journey (in to the wild, seven year in tibet, dll)

6. Structure. seperti biasa semua lecturer menulis pasti menjelaskan tentang struktur 3 babak. karena memang hal inilah yang paling dasar. tapi dalam buku Save the Cat, ada struktur yang mungkin bisa membantu dalam menulis script, yaitu:
- Tuliskan opening image yang super keren, sehingga nempel di kepala penonton.
- Tema dan persoalan harus jelas dalam 4 halaman berikutnya
- set up latar belakang karakter agar penonton bisa mengidentifikasi tokoh utama
- catalyst. jelaskan persoalan yang akan membawa tokoh utama bergerak ke masalah atau ke babak ke 2.
- B Story. di halaman ke 10-14 biasanya dijelaskan cerita sampingan.
- Fun and Games. bagian dimana tokoh utama mengalami hal yang menyenangkan.
- midpoint. bagian tengah cerita.
- situasi jahat semakin mendekat.
- all is lost. bagian halaman 70 keatas dimana tokoh utama seperti sudah kehilangan semuanya.
- dark night
- aksi ketiga. taktik baru yang akhirnya dilakukan tokoh utama untuk mencapai tujuan
- finale. akhir dari cerita.
- ending image

7. How to deal writer's block.
- Tanya dan tuliskan jawaban. tentang apa yang membuat kita sebenarnya ingin menuliskan cerita tersebut.
- perhatikan dan pelajari cerita yang bagimana yang bisa kita tulis sampai selesai.
- yang paling penting adalah kenali karakter mu. kemana dia berjalan, apa emosi yang dia alami. Jangan sampai kita menuliskan karakter pasif yang pada akhirnya tidak mampu menggerakan cerita yang sebenarnya.

8. kelebihan seorang penulis adalah DIALOG. jangan sampai kita menuliskan dialog tapi lalu ternyata aktor tidak bisa mengucapkan dialog tersebut dengan baik. kalau ini terjadi berarti kita gagal. gimana caranya supaya tidak gagal? listen dan perhatikan karakter yang kita buat, lalu tes lah dialog tersebut. minta pendapat orang lain mengenai tulisan kita.

9. terakhir, Joko Anwar menjelaskan tentang kewajiban penulis di Indonesia, bahwa di Indonesia penulis harus bisa memasarkan dirinya sendiri. semoga berhasil dan menjadi penulis yang handal! - Joko Anwar.

hehe, panjangnya... ^_^ . dari berbagai ilmu tentang penulisan semuanya memiliki cara yang berbeda untuk menulis skenario. tetapi setiap penulis pasti punya kesesuaian tersendiri terhadap cara-cara tersebut. nah, untuk mengetahui kita sesuai dengan cara yang mana (agar mudah menulis) kita harus tau juga cara-cara menulis yang ada. in the end, that is the all i can share to you... semoga bermanfaat untuk kita semua, ^_^.

Saturday 16 July 2011

Skenario dasar

Menulis skenario yang baik, bukan berarti setelah membuat scene by scene dengan baik, tapi juga mampu menuliskannya dengan aturan penulisan skenario yang baik dan benar.

sebenarnya tidak ada aturan baku. Setiap penulis bebas menulis sebuah skenario dengan gayanya masing-masing. terutama penulis skenario untuk serial tv. aturan penulisan judul scene, dialog, karakter dan deskripsi aksi setiap tim penulis memiliki gayanya sendiri. tetapi, jika bukan berarti kita bebas menulis skenario. ada standar internasional dalam menuliskan skenario. jadi kalau mau mengirim skenario secara internasional maka kita harus menuliskannya dengan aturan yang standar.

bagaimana aturan yang standar? haruskah kita mengukur inci demi inci jika menulis skenario dengan word? nggak perlu, karena ada banyak software menulis skenario. yang paling mudah adalah final draft tapi di hollywood banyak penulis juga menggunakan screenwriting.

Penulis skenario indonesia, Rayya Makarim, pernah share cerita disebuah seminarnya. Saat dia belajar menulis di Amerika, dia pernah menjadi asisten editor skenario. Setiap harinya dia menerima ribuan naskah. hal yang pertama dia periksa adalah susunan penulisan, jika tidak sesuai standar, maka dibuang. jika sesuai standar maka dibaca sampai 10 halaman, jika cerita tidak menarik, langsung di buang.

Salah satu guruku, Sekar Ayu Asmara juga pernah cerita yang sama. PH besar di Indonesia juga melakukan hal yang sama. karena ribuan naskah masuk ke kantor setiap harinya. dan cara yang paling efektif adalah tulislah 10 halaman pertama dengan cerita yang sangat menarik. Mba Sekar malah menyarankan untuk membuat adegan pertama yang 'nendang'. karena produser tidak punya waktu banyak untuk membaca naskah. jika mereka merasa halaman pertama tidak ada sesuatu yang menarik maka buat apa mereka membaca 80-90 halaman selanjutnya?

Lalu bagaimana sih cara membuat 10 halaman pertama kita menarik? Perhatikan bahwa 10 halaman pertama itu adalah 10 menit pertama film diputar. dan dalam 10 menit itu adalah hal yang penting dalam mengikat penonton agar tetap duduk di bioskop, selain juga dalam 10 menit pertama adalah pengenalan permasalahan utama cerita kita.

Jadi... next post aja yah, soalnya... temen aku yang janji mau meeting kok belum dateng juga, sampe selesai nulis blog ini dan tangan aku pegel, makanan udah abis, petugas restoran udah ngelirik, mending pulang aja deh ya, lanjut besok lagi nulisnya, hehehe...

Wednesday 13 July 2011

Konsistensi karakter

Beruntung banget, minggu lalu aku bisa ikut gabung meeting sama orang-orang yang memang kompeten di dunia hiburan. Dari meeting itu kemudian aku dapat pelajaran baru. Pelajaran tentang karakter.

Bagaimana membuat karakter dengan benar? bagaimana menghidupkan karakter tersebut dan bagaimana karakater tersebut harus konsisten?

Sebenarnya membuat karakter adalah bebas sebebas-bebasnya. Karakter akan terbentuk sesuai dengan cerita yang kita bangun. Apakah tokoh utama lahir di bulan mei? apakah tokoh utama bisa bicara bahasa inggris dengan baik? itu semua tergantung dari ceritanya, apakah kita perlu seorang tokoh yang lahir di bulan mei? misalkan, ceritanya tentang seorang anak yang lahir ketika reformasi mei 1998, maka jika kita harus membuat tokoh yang lahir di bulan mei. apakah kita perlu membuat tokoh kita bicara bahasa inggris? maka yang perlu diperhatikan adalah apakah ceritanya membutuhkan tokoh yang bisa bahasa inggris?

Tapi yang paling penting ada ke-konsistenan, kesetiaan penulis terhadap karakter yang sudah dibangun tersebut. terkadang penulis skenario melupakan sifat karakter utama, jika demikian maka dialog yang akan diucapkan pemain nantinya akan terasa aneh. hal itu gawat, karena akibatnya para pemain harus melakukan improvisasi. kalau sudah begitu, apa yang kita tulis semua akan sia-sia.

Dari meeting minggu kemarin, salah seorang anggota meeting bicara tentang bagaimana seorang penulis juga sebaiknya belajar berakting. Hal ini penting karena agar ketika kita menulis kita bisa merasakan dialog yang kita tulis. Bener juga sih, tapi kalau begitu repot juga. soalnya penulis harus bisa memerankan semua karakter yang ada di naskah sedangkan para pemain tidak. hehehe...

haha, yah kalau mau bagus ya memang harus begitu. sama seperti menulis novel, penulis harus bisa merasakan karakter yang dia tulis. kalau nggak, karakter yang dibuat akan terasa hambar dan tidak hidup.

temenku seorang novelis (Mba henny fiximix) pernah cerita bahwa ketika dia menulis sebuah novel, dia bisa merasakan darah dan daging si karakter yang dia ciptakan. nggak heran makanya, pada saat kita baca novel juga kita bisa merasakan kehadiran si karakter tersebut.

Tapi lain kepentingannya dengan menulis karakter untuk skenario. Karena pada akhirnya, skenario itu akan diperankan oleh seseorang. pertanyaannya apakah skenario yang kita tulis tersebut dapat dengan baik diperankan oleh orang tersebut? . ya memang, masalah tersebut akan selesai oleh seorang casting director. tapi guruku, Aris nugraha, pernah mengajari cara membuat karakter. begini kira-kira: biasanya para pemain itu punya ciri khas tersendiri. nah sebagai penulis kita harus bisa mengeluarkan potensi-potensi menarik dari para pemain tersebut. potensi-potensi itulah yang lantas kita tuliskan atau tambahkan pada karakter cerita yang kita buat agar karakternya bisa lebih hidup.

dengan begitu, karakter yang kita buat bisa dengan pas dimainkan oleh si pemain. nah, lalu apa sih yang dimaksud dengan membuat karakter? di postingan berikutnya yah, udah jam 11 malem, ^_^

Monday 11 July 2011

Jenis Babak

- 3 Babak

Standar penulisan internasional adalah 3 babak. Pertama adalah opening dan perkenalan tokoh sekaligus pengenalan konflik. Babak kedua adalah perjalanan bagaimana tokoh menyelesaikan konflik dimana akan ada hambatan dan rintangan dalam menghadapinya. Di akhir babak kedua akan diperkenalkan hambatan dan rintangan terberat dan tersulit sehingga menjadi klimkas suatu cerita. Babak ke tiga adalah penyelsaian masalah tersebut dan dengan sangat cepat.

Aturan 3 babak:

Awal – konflik – ending


- 8 / 9 babak

Dalam penulisan cerita-cerita thriller atau menegangkan seperti detektif, politik, teka-teki, action atau horor. Akan lebih mudah jika kita menuliskan cerita tersebut dalam 9 babak. Sebenarnya mengacu pada 3 babak, hanya saja lebih detail.

Aturan 9 babak:

· Kejadian buruk

· Pengenalan tokoh (biasa)

· Pengenalan antagonis (luar biasa)

· Tokoh terkena masalah

· Melarikan diri

· Belajar dan menemukan tokoh penolong

· Menyusun rencana

· Rencana gagal

· Plan B berhasil – ending


Pusing? mending langsung ke contohnya aja ya... tunggu next post ^_^

Friday 8 July 2011

Ide?

IDE?

Sejak memutuskan untuk serius menulis. Orang selalu penasaran tentang darimana aku bisa dapat ide untuk menulis.

It's a thousand question with only one answer, which is ...

Mulailah dengan Letikan.

Guruku (aris nugraha) mengajariku bagaimana membuat sebuah cerita. Intinya satu sebuah letikan. Dan itu sangat amat berguna.

Ilustrasinya begini. Sekelompok orang membicarakan tentang sebuah topik, misalnya seorang anak yang sedang berbicara dengan orang tua, Seorang kakak yang bicara dengan saudara sepupunya, seorang gadis yang curhat dengan temannya, seorang pengusaha sedang berbasa-basi dengan investornya atau yang lainnya. Lantas apakah masing-masing topik yang dibicarakan mereka itu datang tiba-tiba?

Tentu tidak.

Pasti si anak terletik sesuatu tentang hal disekolahnya hingga dia menceritakan topik tersebut pada orangtuanya. Pengusaha tersebut juga pasti terletik sesuatu hingga akhirnya dia gunakan sebagai basa-basi dengan investornya.

Nah, begitu pula dengan ide cerita. Awalilah dengan sebuah letikan.

Tapi bagaimana letikan itu muncul?

carilah sesuatu yang dekat dengan kita. Bisa pengalaman, bisa apa yang sedang kita baca, bisa apa yang sedang kita lihat, bisa apa yang sedang kita ingat, bahkan bisa dari benda-benda yang ada di sekeliling kita.

Setelah mendapatkan letikan, misalkan letikan diambil dari pengalaman, letikannya adalah 'sekolah'. lalu apakah kita bisa menuliskan cerita dari letikan tersebut? apa kita bisa mendapatkan sebuah ide cerita dari letikan tersebut?

Atau katakanlah, beda yang ada di sekeliling kita. misalkan, saya menulis blog ini dengan sebuah laptop. maka saya bisa menggunakan laptop sebagai letikan. dengan sebuah letikan yaitu laptop. saya bisa menggunakannya sebagai ide cerita saya.

Contoh :
Letikan : Kulkas
Ide cerita : Seorang anak pemulung yang tinggal dibantaran kali ingin memiliki kulkas di rumahnya agar dia tidak harus mencuri es di warung sebelah rumahnya.

Bagaimana, mencari ide itu gampang kan?

Nah, masalah selanjutnya adalah apakah dari letikan itu bisa muncul sebuah ide cerita yang hebat? sebuah ide cerita yang belum pernah dituliskan sebelumnya?

Sabar ya, tunggu postingan selanjutnya , ^_^

oleh ilma fathnurfirda

Sunday 8 May 2011

Cerita

Definisi

Cerita adalah sebuah kumpulan peristiwa akan sesuatu atau seorang karakter yang disusun sehingga menjadi sebuah informasi yang menarik dan patut diinformasikan.

Cara mebuat cerita: buatlah cerita yang unik lain dari yang lain, tabraklah hal-ahal yang sudah ada dan sudah awam. Misal, buatlah vampir menakutkan jadi sangat ganteng – twilight, buatlah hantu yang sangat cantik – Ghost, buatlah penyihir yang sangat gaul – harry potter, dll.

Identifikasi

- Cerita :

Setiap orang butuh cerita, sejak kecil orang tua selalu menceritakan sesuatu pada anaknya ketika akan tidur. Setiap orang selalu ingin menguatarakan pendapat dan selalu ingin mendengar cerita. Setiap orang selalu mencari kedekatan dan identifikasi pada cerita itu.

Maka buatlah cerita yang nyata, real, dekat dengan penonton, dan yang paling kita kuasai. Baik fiksi ataupun nonfiksi seperti dokumenter. Cerita seperti itulah yang akan dengan mudah dicerna, diingat dan di jadikan pandangan para penerima cerita itu.

- Karakter:

Sama halnya dengan cerita. Buatlah karakter yang real, nyata, unik dan dekat dengan penonton. Sehingga para penonton akan selalu dapat menemukan kecocokan dengan karakter yang kita ciptakan.

Contoh karakter-karakter yang sukses, adalah peran Demi Moore pada film ‘Ghost’. Sejak saat itu potongan rambut Demi moore jadi terkenal dan diidolakan banyak orang.

Identifikasikan kebutuhan lahir dan batin karakter tersebut. Buatlah keterganguan atau halangan terhadap kebutuhannya.

Nah, bagaimana cara membuat cerita dan karakter akan dijelaskan lebih lanjut. ^_^

Friday 8 April 2011

welcome

selamat datang,

silahkan ambil yang baik dan ingatkan saya tentang yang buruk.

Mari menulis!
^_^